Share a Cheat | Humor | Berita | Software | Tips Trik | Tutorial | Games | etc

Apa sih Guna, Fungsi, Tujuan Pacaran itu?

Apa sih Guna, Fungsi, Tujuan Pacaran itu?




Pacaran merupakan suatu fenomena kehidupan yang sudah biasa terutama bagi kaum remaja pada umumnya yang SMP, SMA bahkan SD. Tapi, terkadang yang orang tau tentang pacaran itu hanya gua suka sama lu begitupun sebaliknya. Disini, saya ingin menyuguhkan beberapa hal berbeda tentang perspektif dan pola pikir pacaran yang benar.

Apa itu Pacaran?


Kalau kalian melihat kamus wikipedia, yang disebut Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.

Fungsi Pacaran


Sebenernya apa sih gunanya pacar?
  1. Temen curhat?
  2. Temen ngobrol?
  3. Buat status doang?
  4. Biar gak ketinggalan jaman?
  5. Biar gak diledekin temen?
  6. Ikut-ikut temen?
  7. Buat dimanfaatin?
  8. atau masih ada yang lain lagi?
Punya pacar itu sebenernya cuma:
  1. Ngabisin duit
  2. Bikin sakit hati
  3. Bisa ngarah ke jalan yg gak bener
Tapi kalo kita bisa mengendalikan itu semua, pacar bisa sangat berguna untuk kita sendiri. Kita juga harus mengingat bahwa pacar bukan hubungan secara sah. Hubungan yang sudah sah harus dilandasi dengan pernikahan, pacar hanyalah untuk awal dari pernikahan. Sebelum masuk ke jenjang pernikahan seharusnya kita sudah mencari pasangan yang cocok untuk kita. Lewat pacar itulah kita bisa menilai seseorang. Tapi apa gunanya kita punya pacar cuma seneng - bosen - putus? Jangan kita permainkan suatu hubungan, karena sebenarnya Tuhan sudah mengatur pasangan kita, kata kerennya si "Jodoh ada di tangan Tuhan".

Tapi saya sangat salut jika ada yang memanfaatkan hubungan sebaik mungkin. misalnya pacar dapat dijadikan:
  1. Introkspesi diri. Misalnya kita punya pacar yang tidak suka salah satu dari sikap kita, kita bisa mengintrokspesi diri kita atau sikap kita melalui pacar kita.
  2. Tempat untuk menanyakan pendapat. Jika kita dapat suatu problem dalam kehidupan, pacar bisa sangat membantu kita dalam menyelesaikan problem tersebut.
  3. Bekerjasama. Jika kita bisa saling bekerjasama, apapun dapat terwujud dengan bekerjasama.
  4. Teman diskusi. Misalnya kita punya tugas sekolah atau apapun, kita bisa saling menanyakan dengan pacar kita.
  5. Teman Curhat. Semua masalah kita bisa dicurahkan ke pacar kita siapa tahu kita terbantu.
  6. Teman Bermain. Jika kita sedang keadaan suntuk kita ingin main, bingung cari teman, bisa mengajak pacar.
  7. Memberi keceriaan.
  8. Teman bertukar pengalaman.
  9. Teman gosip. (gak direkomendasikan)
  10. Menemanimu saat kesepian.
Sebenernya banyak lagi fungsi pacar yang positif. Pacar itu sebenernya sangat menguntungkan asal, bisa mengendalikan nafsu dan memanfaatkan dengan hal-hal yang positif.

Jangan takut pacaran. Kita bisa kok pacaran, tapi harus bisa memilah pacar yang baik dan yang cocok buat kita. Jangan takut patah hati juga, karena jika kita memperlakukanya dengan baik pasti pasangan kita juga akan memperlakukan kita dengan baik pula. Mari kita isi masa muda kita dengan hal-hal yang positif dan akhirnya dapat berguna buat masa depan kita.

Tujuan Pacaran


1. Meningkatkan Prestasi di Sekolah / di Kuliahmu.
Bisakah? Sangat bisa! Dari sekian banyak mata kuliah yang harus saya tempuh, hanya satu mata kuliah yang nilainya C. Padahal saya kuliah sambil bekerja. Bukan saya pintar, tetapi karena saya berusaha mati-matian agar nilai saya tidak kalah dengan pacar saya. Jadi, waktu ketemu ada yang bisa saya banggakan. Wahh, rasanya bangga sekali bisa menunjukkan nilai A pada orang yang kita cintai bukan? Sementara orang yang kita cintai mengatakan, “Aku bangga punya pacar kamu.” hehe :)

2. Belajar Lebih Mengenal Karakter Lain Jenis.
Pacaran sebenarnya bisa menjadi sarana yang paling efektif untuk belajar mengenal karakter cewek/cowok. Dalam pacaran kamu memiliki kesempatan untuk berkomunikasi lebih terbuka, jujur, intensif dan mendalam.

3. Membangun Diri Untuk Relasi yang Lebih Berkualitas.
Berkualitas tidaknya relasi yang kita bangun sangat tergantung pada diri kita. Kalau kita tidak bisa bersikap jujur, terbuka, memahami, melayani, mengerti, dll. Tidak mungkin kita bisa membangun relasi yang memuaskan. Pacaran bisa menjadi sarana untuk kita melatih diri memiliki karakter-karakter itu.
Pacaran = Mengenal Pribadi sebelum Pernikahan



dan ini beberapa tujuan pacaran lainnya :

1. Proses Peralihan dari “Subjective Love” ke “Objective Love.”
Subjective love” sebenarnya tidak berbeda daripada manipulative love yaitu “kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang menerima”. Pemberian yang dipaksakan sesuai dengan kemauan dan tugas dari si pemberi dan tidak memperhitungkan akan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh si penerima. Sesuai dengan “sinful nature”nya setiap anak kecil telah belajar mengembangkan “subjective love”. Dan “subjective love” ini tidak dapat menjadi dasar pernikahan. Pacaran adalah saat yang tepat untuk mematikan sinful nature tsb, dan mengubah kecenderungan “subjective love” menjadi “objective love”. Yaitu memberi sesuai dengan apa yang baik yang betul-betul dibutuhkan si penerima.

2. Proses Peralihan dari “Envious Love” ke “Jealous Love.”
Envious” sering diterjemahkan sama dengan “jealous” yaitu cemburu. Padahal “envious” mempunyai pengertian yang berbeda. “Envious” adalah kecemburuan yang negatif yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak menjadi haknya. Sedangkan “jealous” adalah kecemburuan yang positif yang menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Begitu pula dengan pergaulan pemuda-pemudi. Pacaran muda-mudi harus ditandai dengan “jealous love”. Mereka tidak boleh menuntut “sesuatu” yang bukan atau belum menjadi haknya (seperti: hubungan seksuil, wewenang mengatur kehidupannya, dsb). Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi haknya, seperti kesempatan untuk dialog,melakukan kegiatan sosial bersama, dsb.

3. Proses Peralihan dari “Romantic Love” ke “Real Love.”
Romantic love” adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa “kehidupan ini manis semata-mata”. Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada “romantic love”. Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba mempertanyakan realitanya, misal:
  1. apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya?
  2. apakah dia memang orang yang begitu sabar, “caring”, penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ditampilkan?
  3. apakah realita hidup akan seperti ini terus (penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan)?
Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran seharusnya tidak mengenal “dimabuk cinta”. Pacaran boleh dinikmati tetapi harus berpegang pada hal-hal yang realistis.

4. Proses Peralihan dari “Activity Center” ke “Dialog Center.”
Pacaran dari anak muda pada umumnya hampir selalu “activity- center”. Isi dan pusat dari pacaran tidak lain daripada aktivitas (nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb.), sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal. Sedangkan pacaran anak muda yang benar harusnya berbeda. Sekali lagi kita boleh berekreasi dsb, tetapi “center”nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi itu sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh (Martin Buber, “I and Thou”, by Walter Kauffmann, Charles Scribner’s Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu pengenalan pribadi yang benar dan mendalam.

5. Proses Peralihan dari “Sexual Oriented” ke “Personal Oriented.”
Pacaran bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan seksuil. Orientasi dari kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil, tapi sekali lagi (seperti telah disebutkan dalam no. 4) pada pengenalan pribadi yang mendalam.

Jadi, masa pacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan pribadi yang mendalam adalah “keharusan”. Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini.

Jadilah anak muda yang berbeda, juga dalam berpacaran, agar kelak pernikahanmu mendatangkan damai dan kebahagiaan sampai ke anak-cucumu.

Kesimpulan
Intinya, cari Tuhan dulu baru cari pacar, karena jodoh ada di tangan Tuhan, dan kalau itu memang jodoh kita, jangan takut Tuhan gak akan biarin dia jadi suami/istri orang pas udah gede. Kalau udah, berarti, Tuhan pengen memberikan kalian yang lebih baik.... Semoga bermanfaat Guys!

Semoga bermanfaat :)


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Jika masih bingung atau apa dengan artikel ini, bisa langsung comment di bawah ini :)

FREE SPACE
FREE SPACE