Alkisah terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untuk anaknya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk, ibu berkata: “Makanlah nak, aku tidak lapar”
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika sang anak mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu sang anak memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingnya dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang telah dimakan anaknya. Sang anak melihat ibunya seperti itu, hatinya tersentuh, lalu menggunakan sendoknya dan memberikan kepada ibunya. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang anak tersebut sudah mulai masuk Sekolah, demi membiayai sekolah anaknya,sang ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, sang anak ter bangun dari tempat tidurnya, dan melihat ibunya masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Dia berkata : ”Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : ”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek”
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian sekolah tiba, sang ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemani anaknya pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambut dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuk buah hatinya. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, sang anak segera memberikan gelasnya untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : ”Minumlah nak, aku tidak haus!”
KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan keluarga tersebut yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibu tersebut untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Aku tidak butuh cinta”
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah sang anak tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua dan sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sang anak yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Aku masih memiliki sedikit uang”
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah sang anak lulus dari perguruan tinggi serta memperoleh gelar master dia akan bekerja di perusahaan luar negeri. Dengan gaji yang lumayan tinggi, sang anak bermaksud membawa ibunya untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadanya “Aku tidak terbiasa”
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit,sang anak yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatapnya dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibu sehingga ibu terlihat lemah dan kurus kering. Sang anak sambil menatap ibunya berlinang air mata. Hatinya perih, sakit sekali melihat ibunya dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak apa-apa”
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibu tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
” Terima kasih ibu.... ! ”
Hanya sedikit kalimat kecil itulah yang sanggup di ucapkan oleh sang anak. T_T
No comments:
Post a Comment
Jika masih bingung atau apa dengan artikel ini, bisa langsung comment di bawah ini :)